Rabu, 01 Oktober 2014



Kota Pasuruan

               Kota Pasuruan adalah ibu kota Pasuruan, Jawa Timur, terletak di persimpangan jalur regional Surabaya-Probolinggo-Malang.   Orientasi Wilayah Kota Pasuruan memiliki wilayah seluas 35,29 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 158.864 jiwa (Sensus Penduduk 2000). Wilayahnya terdiri dari 3 kecamatan,
19 kelurahan dan 15 desa.  Tiga kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Gading rejo, Purworejo, dan Bugulkidul. Kecamatan Bugulkidul memiliki wilayah terbesar (16,24 km²), sedang untuk Gadingrejo dan Purworejo masing-masing 10,46 km² dan 8,59 km². Penduduk No. Kecamatan Luas (km²) Jumlah Kepadatan 1. Gadingrejo 10,46 55.371 5.294 2. Purworejo 8,59 57.371 6.679 3. Bugulkidul 16,24 46.122 2.840 Total 35,29 158.864 4.502   Sumber: Litbang Kompas diolah dari Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan, 2002  
        
Kota Pasuruan merupakan wilayah datar, melandai dari selatan ke utara dengan kemiringan 0-1%, berada pada ketinggian 0-10 m di atas permukaan air laut, disebelah utara terdapat bagian yang agak cekung sehingga pembuangan airnya terlambat. 
Wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran aluvium dari campuran bahan endapan yang berasal dari daerah tufvulkanis intermedier Pegunungan Tengger di sebelah selatan bukit lipatan dan Pasuruanan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di bagian timur.



Budaya


                 Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri, seni budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh cirri khas budaya Islami. Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif dengan tata cara kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan nelayan. Selain kegiatan seni modern, beberapa seni tradisional tetap dipertahankan hingga saat ini.
Sebagai wujud eksistensi para seniman di Kota Pasuruan membentuk Dewan Kesenian Pasuruan ( DKP ) yang merupakan wadah pemersatu sekaligus pembinaan dan pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Berdirinya DKP diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi seni dan budaya di Kota Pasuruan.


 Makanan
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf



               Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan. 
                   Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi. 


Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*. Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/renyah-manis-dan-wanginya-bipang-khas-pasuruan/#sthash.tMZ6eM4I.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar